Perlunya Nerf untuk Kekuatan Ibu-Ibu : Representasi Ibu-Ibu yang Selalu Dianggap Over Power Di Dunia Maya

Oktober 02, 2018


 
Sumber Gambar : https://binged.it/2Qq8uz4

Tingginya pemanfaatan internet dan media sosial melahirkan fenomena munculnya kreativitas warganet menciptakan berbagai parody gambar (meme) untuk mengekspresikan perasaan, kondisi dan mengkritisi sebuah fenomena. Meme telah membuka jalan baru untuk mengkombinasikan berbagai unsur seperti kreatifitas, seni, pesan dan humor kedalam budaya internet (Astuti, 2018: 225). Keberadaan internet sebagai media baru (new media) memiliki peran yang sangat strategis dalam era komunikasi interaktif. Menurut APJII dalam Astuti (2018) Pengguna internet di Indonesia saat ini berjumlah 132,7 juta atau 52% dari jumlah total populasinya. Sebanyak 129,2 juta memiliki akun media sosial yang aktif dan rata-rata warganet menghabiskan waktu sekitar 3 jam per hari untuk mengkonsumsi internet.

Hal-hal seperti pengalaman pribadi atau fenomena sosial seringkali memancing kreatifitas warganet untuk membuat konten berupa tulisan, gambar, video, sampai gambar meme atau gambar jenaka. Salah satu fenomena yang paling terkenal dan sering sekali dijadikan bahan kreatifitas untuk membuat meme oleh warganet adalah potret ibu-ibu yang selalu dianggap powerfull. Kalau ditanya, makhluk apakah yang paling kuat di dunia ini, mungkin sebagian dari kalian akan menjawab Thanos, Voldemort, atau bahkan Darth Vader. Namun jika melihat realita yang sering kita lihat di dunia maya, semua orang sepakat, bahwa orang yang paling kuat di dunia ini adalah ibu-ibu. Pernahkah kalian melihat gambar meme yang menceritakan betapa kuatnya ibu-ibu ? Ya, banyak sekali bertebaran di dunia maya, meme yang menceritakan hal tersebut. Kita seakan dibuat untuk percaya bahwa ibu-ibu adalah makhluk paling kuat di dunia ini. Lewat gambar atau meme yang tersebar di dunia maya tersebut.

Dalam istilah keilmuan sendiri, potret ibu-ibu yang digambarkan powerfull dalam gambar meme, sebenarnya secara tidak langsung telah mempengaruhi perspektif kita tentang ibu-ibu. Hal itu akan mengkonstruksi makna dalam benak kita, bahwa setiap ibu-ibu yang ada di dunia ini adalah makhluk yang kuat. Banyak meme yang dikontruksi oleh media sosial cenderung
hiperealitas dan tidak memperhatikan sopan santun (Astuti, 2018: 246). Meme tentang Ibu-ibu naik motor misal. Kebiasaan buruk sebagian ibu dalam berkendara dikritik dengan banyaknya meme yang beredar di media sosial. Ada tanda-tanda yang dibangun dari kreatifitas meme ini. Setiap tanda ini memiliki obyek atau makna-makna yang dibangun berdasarkan tanda-tanda tersebut. Kesemuanya ini dimaknai sama antara para kreator meme dan para penikmat meme ibu-ibu naik motor. Dalam perkembangannya, meme telah membuka jalan baru untuk mengkombinasikan berbagai unsur seperti kreatifitas, seni, pesan dan humor ke dalam budaya internet. Bahwa untuk mengekspresikan perasaan, mereprensatasikan kondisi, dan mengkritisi sebuah fenomena, dapat dituangkan dalam meme. Namun, terkadang ekpresi tersebut melebihi batas kewajaran sehingga menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Dalam kasus ini nilai-nilai pribadi dalam diri manusia cenderung mulai dipengaruhi oleh nilai-nilai yang ditawarkan oleh media secara terus menerus. Media membawa nilai-nilai dari seluruh penjuru dunia yang dengan mudah mempengaruhi khalayak (Astuti, 2018).

Ketika gambar-gambar berupa meme ini tersebar di dunia maya, khususnya media sosial, siapa saja setelah melihatnya dapat membuat kembali dan menyebarkan meme tersebut dengan cara mengunggah foto tersebut. Dan saat meme itu cukup menarik perhatian, setiap penikmat meme dengan leluasa dapat memberikan komentar apa saja terhadap meme tersebut. Meme dibuat sebagai salah satu cara penyuaraan pemikiran, opini, anekdot, dan lain-lain secara anonim dan massal, melalui aturan meme tersendiri yang disepakati oleh masyarakat di duniamaya. Meme tidak digunakan untuk mencari jawaban dari pembaca, namun meme cenderung memancing komentar pembaca (Astuti, 2018: 247).

Sebenarnya sah-sah saja menunjukan kreativitas dengan membuat meme, tetapi alangkah baiknya jika memperhatikan buntut panjang dari meme yang telah kita buat. Karena efek dari media khususnya media digital di era digital seperti saat ini sangat besar. Tentunya hadirnya gambar-gambar meme tentang kekuatan ibu-ibu di dunia maya tersebut dapat merubah cara pandang kita tentang ibu-ibu. Dan mungkin jangka panjangnya, bisa menyebabkan hadirnya perspektif baru, di mana ibu-ibu dianggap sebagai entitas yang berbahaya.





Sumber :

Astuti, Y. D. (2018). Kontruksi Perempuan dalam Media Baru: Analisis Semiotik Meme Ibu-Ibu Naik Motor di Media Sosial. PALASTREN Jurnal Studi Gender, 10(2), 225-247.






You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images