AFK = Away From Keluarga
Februari 25, 2018
Perkembangan teknologi memang sangat memudahkan setiap lini pekerjaan
manusia. Hampir semua pekerjaan manusia di zaman modern ini pasti membutuhkan
yang namanya teknologi. Smartphone
atau ponsel pintar, adalah teknologi yang saat ini banyak digunakan. Orangtua,
anak muda, bahkan anak kecil umur 5 tahun yang belum bisa mengeja namanya
sendiri pun sudah punya. Padahal dulu ketika saya masih umur 5 tahun, saya
belum kepikiran untuk punya smartphone,
soalnya di masa itu belum ada smartphone
adanya smart kid with a big dream (dibaca=saya
sendiri), kalimat terakhir mungkin sedikit dipaksakan. Lanjut. Sebenarnya
tujuan pembuatan smartphone itu baik, selain untuk memudahkan komunikasi manusia,
juga untuk memudahkan pekerjaan manusia. Kalkulator, kalender, jam, catatan,
dan banyak aplikasi di dalam smartphone
tentunya sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Namun semua berubah
setelah negara api menyerang. Oh, maaf, maksudnya semua berubah setelah
anak-anak mulai mengenal internet di smartphone.
Seingat saya, waktu masih anak-anak, pertama kali saya kenal internet lewat
sebuah tempat ajaib (dibaca = warnet). Dulu warnet tempat penyedia internet
murah bagi masyarakat menengah ke bawah, namun saat ini fungsi warnet telah
bergeser menjadi penyedia tempat prostitusi murah 3000 per jam. Oke lanjut ke smartphone. Sekarang ini siapa sih yang
tidak punya smartphone ? Ada sih, Ibu
saya contohnya, ibu saya males pake smartphone.
Beliau bilang, ideologinya tidak sejalan dengan kotak kecil berlayar itu.
Menururtnya, kotak kecil itu adalah salah satu penyebab adik saya (dan saya) menjadi
pemalas.
Era media digital yang
memberikan banyak kemudahan dalam memperoleh informasi, telah membuat sebagian
orang menjadi terperdaya. Mereka menjadi kecanduan untuk menggunakan media
digital seperti sosial media untuk sekedar melihat privasi orang lain yang di
umbar bebas di sana. Tidak semua seperti itu sih, ada juga yang bijak
menggunakan sosial media untuk mencari teman baru, gabung komunitas, atau
tempat berekspresi melalui karya-karyanya (saya contohnya, hehe).
“3 paragraf di atas
kok gak ada hubungannya sama judulnya ?”. Sabar dong, baru juga intro,
intronya panjang-panjang gitu memang sengaja, biar saya kelihatan kayak orang yang
terliterasi gitu, hehe (padahal sih, emang iya. Eh maksudnya iya dikit-dikit, baru belajar
soalnya). Judulnya Away From Keluarga atau jauh dari keluarga, ya soalnya ini
menggambarkan fenomena yang banyak terjadi saat ini. Orang lebih sibuk
memperhatikan smartphone-nya,
daripada memperhatikan gebetannya, yang saat ini telah berpaling ke orang lain,
emmm. Oke skip bagian itu. Ulangi ya, Orang lebih sibuk memperhatikan smartphone-nya, daripada memperhatikan
keluarganya sendiri. Satu keluarga jadi jarang bertegur sapa secara langsung,
dan lebih suka bertegur sapa dengan mengirim emoticon
senyum lewat WA. Sampai-sampai ngingetin anak buat baca doa sebelum
tidur aja kudu lewat WA, mbok ya lewat LINE kan bisa. Lanjut. Dampaknya,
anak menjadi lupa membantu orantua karena
asik dengan smartphone-nya. Ibaratnya
sih, orang yang sudah pegang smartphone, sudah masuk ke dunianya sendiri, dan
dunia di depannya diabaikan. Anak-anak sekarang, kalau bangun pagi yang pertama dibuka itu smartphone, sampai-sampai dia lupa buat buka mata sendiri. Bahkan yang lebih parah, anak jadi lupa sholat
karena asik dengan smartphone-nya,
astagfirullah.
Niat saya bukan untuk menjelek-jelekan smartphone sih, tapi lebih ke mengingatkan ke orang-orang yang memakai smartphone, agar lebih bijak menggunakannya, biar gak lupa sama dunia di depannya, dan biar gak lupa push rank, emm, maksud saya biar gak lupa menjalankan perintah agama. Itu aja sih. Intinya jangan jadi bocah AFK.
0 komentar